Self editing sangat penting untuk dilakukan oleh penulis, sebelum naskah buku akan diperiksa oleh editor nanti.
Saat kamu sedang menulis, pernahkah merasa bahwa tulisanmu adalah yang terbaik di dunia? Sepertinya sih, semua penulis merasakan itu, ya? Biarkanlah perasaan itu ada, Dear, agar semangat terjaga sampai tulisan kita selesai tanpa adanya hambatan di tengah “perjalanan” menulis kita. Bahkan sah-sah saja kalau kita menuliskan dengan bebas apa saja yang ada di pikiran. Itu lebih baik daripada kita mengalami writer’s block, kan?
Seorang penulis novel fantasi dari Amerika, C. J. Cherryh mengatakan, “It is perfectly okay to write garbage—as long as you edit brilliantly.”
Berarti setelah naskah utuh selesai, tugas kita selanjutnya adalah melakukan self editing, mengedit tulisan kita sendiri. Endapkan dulu naskahmu sekitar tujuh hari, lalu baca kembali.
Nah, berikut ini poin-poin yang perlu diperhatikan saat melakukan self editing agar impian kita menghasilkan naskah terbaik benar-benar terwujud.
10 Langkah Melakukan Self Editing
1. Mengecek susunan naskah
Langkah self editing pertama adalah kita harus mengecek apakah susunan naskah buku nonfiksi kita sudah lengkap, terdiri dari pembuka, isi, penutup, dan bagian-bagian lain yang diperlukan?
Sedangkan untuk novel, perhatikanlah apakah alur sudah mengalir atau belum, apakah susunan tiap babak sudah sesuai?
2. Gaya bahasa
Gaya bahasa bisa menunjukkan ciri khas seorang penulis. Untuk pemula, boleh saja meniru gaya bahasa penulis idolanya sebelum akhirnya menemukan gaya bahasanya sendiri.
Gaya bahasa juga harus disesuaikan dengan tema naskah dan siapa yang akan membacanya.
3. Mengembangkan ide
Langkah self editing berikutnya adalah memeriksa kembali apakah masih ada bagian yang harus diberi penjelasan atau contoh.
Usahakan jangan sampai ada yang “bolong”. Hilangkan hal-hal yang tidak penting, dan tambahkan poin penting yang belum disampaikan. Gantilah kalimat dengan yang lebih sesuai jika diperlukan.
Khususnya untuk novel, cek kronologis cerita, kekuatan logika dan penokohannya apakah ada yang perlu dieksplorasi lagi.
4. Menyederhanakan kalimat
Kalimat yang terlalu panjang rentan membuat pembaca bingung, dan jadi tidak mengerti maksud kalimat kita.
So, lakukan self editing terhadap susunan kalimat dalam naskah jika terasa terlalu rumit. Usahakan dalam tiap kalimat hanya terdapat satu Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan. Hindari pula penggunaan lebih dari satu koma dalam tiap kalimat.
5. Menyederhanakan paragraf
Selain self editing pada kalimat, kita juga harus memeriksa per paragraf.
Paragraf merupakan kesatuan ide yang terdiri dari satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Jika ada dua kalimat pokok, maka sebaiknya pecahlah menjadi paragraf lainnya.
6. Memilih diksi dan istilah yang sesuai
Diksi juga merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam self editing. Memilih kata yang paling sesuai untuk mengungkapkan gagasan tulisan kita dapat memberikan efek tertentu yang kita harapkan.
Misalnya kita menuliskan kalimat, “Malam ini begitu gelap,” dan “Malam ini begitu kelam.” Efek yang terasa jadi berbeda, kan?
Begitu juga saat kita memilih menggunakan sapaan “kamu” atau “Anda”.
7. Cek konten, apakah ada kalimat yang mengandung fitnah, kebencian, dan SARA
Periksa kembali apakah ada kalimat yang menyudutkan pihak tertentu atau mengandung unsur SARA, terlalu vulgar, dan sebagainya.
Hal ini sangat berisiko, terutama jika naskah kita dipublikasikan. Lebih baik kita menulis naskah yang memberikan atmosfer positif.
8. Mengecek penulisan kata
Nah, yang terakhir, saat proses self editing, bacalah kembali naskah dari awal setelah kita melakukan pengecekan pada poin-poin di atas untuk melihat tata tulis kita.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengecek tata tulis adalah:
- Tanda baca. Apakah penggunaan tanda baca sudah benar? Sebab tanda baca berfungsi untuk memberikan intonasi pada tulisan kita. Intonasi dapat membentuk dinamika dan irama yang membuat kalimat kita menjadi indah dan enak dibaca.
- Salah ketik. Semakin sedikit kesalahan ketik pada naskah kita, menunjukkan kalau kita penulis yang profesional. Sebisa mungkin gunakanlah istilah baku yang sesuai EBI, kecuali untuk penggunaan istilah tertentu dengan tujuan khusus. Bukalah Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk membantu ingatan kita tentang kaidah penulisan kata.
- Konsistensi istilah. Cek konsistensi penggunaan istilah yang sering muncul di dalam naskah, misalnya pemilihan sebutan “saya” atau “aku”, “dia” atau “ia”, “kamu” atau “Anda”, dan lain-lain.
- Huruf kapital. Periksa apakah penggunaan huruf kapital sudah tepat, dan apakah ada kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital namun masih ditulis dengan huruf kecil?
- Susunan bab dan penomoran. Periksa kembali susunan bab, daftar isi, kata pengantar, pembukaan, isi, dan penutup untuk nonfiksi. Jangan sampai terbalik-balik, ya. Sedangkan untuk naskah fiksi, kita lebih fleksibel untuk susunan tersebut.
9. Judul
Pikirkan judul belakangan setelah kita melakukan self editing hingga rapi dan enak dibaca.
Buatlah judul yang singkat namun eye catching, dan mampu menggambarkan seluruh isi cerita. Pemberian judul ini sangat penting lo, untuk menarik hati editor dan pembaca tentunya.
10. Buatlah sinopsis yang menarik
Setelah semua proses self editing di atas selesai, kita buat sinopsis, yuk.
Sinopsis berfungsi untuk memberikan gambaran keseluruhan atas naskah kita. Sinopsis harus ada terutama jika kita hendak mempublikasikan naskah, salah satunya untuk dibaca oleh editor penerbit agar mereka tertarik untuk menerbitkan naskahmu.
Nah, setelah proses self editing yang kita lakukan seperti di atas, tulisan kita sekarang pasti jadi lebih rapi. Potensi naskahmu untuk dilirik oleh editor penerbit pastinya lebih besar, dong. Kerja keras akan membuahkan hasil yang baik ya, Dear.
So, mau mengirimkan naskahmu ke penerbit mayor sekarang? Well, good luck ya!
With love,
Weka Swasti
Editor Stiletto Book