
Sudah kebelet menimang buah hati, tapi sampai sekarang masih saja belum hamil juga? Hmmm, sebelum menjumpai dokter untuk menanyakan apa yang salah dengan diri calon ibu ataupun dengan diri calon ayah, mungkin ada beberapa hal yang berkaitan dengan masa subur pada tubuh perempuan ini perlu diketahui lebih dulu.
6 Hal tentang masa subur yang harus dipahami
1. Perhatikan tanda-tanda masa subur
Ada beberapa tanda yang disinyalkan oleh tubuh saat berada pada awal masa subur hingga puncak masa subur.
Tanda pertama yang paling mudah dikenal adalah perubahan cairan pada mulut rahim (serviks) yang menjadi lebih jernih dan lengket seperti cairan putih telur mentah. Perubahan pada mulut rahim ini merupakan sinyal persiapan tubuh dalam rangka mempermudah sel-sel sperma berenang menuju ovarium.
Tanda lainnya, sang calon ibu akan merasa lebih bergairah untuk melakukan hubungan, yang dipicu oleh kadar hormon lutein (hormon reproduksi pada perempuan) di dalam tubuh perempuan kita.
2. Identifikasi suhu tubuh basal
Salah satu tanda lain bahwa seorang perempuan sedang dalam masa subur adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh.
Jika sedang tidak dalam masa subur, tubuh perempuan mempunyai suhu tubuh normal antara 36 – 37 derajat Celcius. Saat terjadi proses ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium, maka suhu tubuh perempuan akan mengalami kenaikan sekitar 0.5 – 1.6 derajat Celcius.
Calon ibu bisa melakukan pengukuran suhu tubuh ini, untuk memastikan kapankah masa subur sedang dialami, dengan termometer. Kenaikan suhu tubuh ini merupakan tanda bahwa hormon progresteron, hormon yang berperan dalam kehamilan, sedang bekerja.
3. Tentukan siklus haid
Siklus haid dihitung dari hari pertama seorang perempuan mengalami menstruasi pada bulan ini hingga hari pertama menstruasi pada bulan berikutnya. Siklus haid yang normal adalah yang berlangsung antara 22 hingga 35 hari.
Setiap perempuan mempunyai dua ovarium yang masing-masing menyimpan 200.000 hingga 400.000 sel telur yang belum matang. Dalam satu siklus haid, akan ada satu atau beberapa sel telur matang yang akan dilepaskan dari ovarium yang kemudian akan berjalan menuju tuba Falopi untuk kemudian bisa dibuahi oleh sel sperma. Pada saat ovulasi inilah terjadi masa subur pada perempuan.

4. Cek tanggal masa subur
Kalau punya siklus haid teratur, kita bisa memperkirakan bahwa masa subur kita adalah sekitar 14 hari sebelum hari pertama haid pada siklus berikutnya.
Lalu bagaimana untuk perempuan yang punya siklus haid tidak teratur?
Lakukan pencatatan siklus haid setidaknya selama 6 bulan agar pola yang sebenarnya bisa dilihat. Dalam 6 bulan tersebut, ambil siklus yang terpanjang lalu kurangi 11. Maka kemudian kita akan bisa memperoleh hari di masa subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Kemudian lihat siklus terpendeknya, dan kurangi 18. Maka kita akan mendapatkan hari masa subur pertama pada siklus haid tersebut.
Dengan demikian, kita sudah memperkirakan, kapan masa subur dengan menggunakan tanggal-tanggal tersebut, yaitu pada hari yang dikurangi 11 sampai dengan hari yang dikurangi 18.
Misalnya, siklus terpendeknya adalah 20 hari, setelah dikurangi 11 hasilnya adalah 9. Sedangkan siklus terpanjang adalah 30 hari, setelah dikurangi 18 hasilnya adalah 12. Maka dapat diperkirakan, masa subur kita adalah pada hari ke -9 hingga hari ke-12 sebelum siklus berikutnya.
Jangan lupa, catat tanggal-tanggal perkiraan masa subur pada kalender, ya.
5. Lakukan tes ovulasi
Proses ovulasi, di mana terjadi pelepasan sel telur dari ovarium atau indung telur, menuju tuba Falopi adalah tanda bahwa sel telur tersebut siap untuk dibuahi. Di saat proses ovulasi inilah saat yang tepat untuk pembuahan dengan cara melakukan hubungan seksual.
Untuk mengetahui kapan terjadinya ovulasi, kita bisa melakukan tes ovulasi dengan menggunakan alat yang dapat mendeteksi adanya hormon pemicu ovulasi, yaitu hormon lutein dalam tubuh. Alat ini dapat dengan mudah didapatkan di apotek-apotek terdekat. Harganya bervariasi, tergantung pada tingkat kesensitifannya, keakuratannya, dan bisa berapa kali pakai. Cara memakainya sama dengan testpack kehamilan, yaitu dengan mencelupkannya ke urine.
6. Tentukan waktu yang paling tepat untuk berhubungan
Sel sperma mampu bertahan hidup selama 2 – 3 hari, sedangkan sel telur hanya mampu bertahan hidup hanya 12 – 24 jam.
Jadi, agar terjadi proses pembuahan, sel sperma dan sel telur memang hanya punya waktu atau peluang yang cukup sedikit untuk bertemu, pun keduanya harus dalam kondisi prima.
Karena itu kita harus dengan tepat, bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk bisa berhubungan dengan pasangan, karena menentukan sekali pada tingkat keberhasilan jika kita pengin hamil.
Karena itu memang penting bagi seorang perempuan untuk bisa tahu dan mengenali siklus haidnya sendiri, kapan masa subur, dan kapan puncak masa subur.
Menimang bayi, tentulah menjadi impian bagi setiap pasangan yang berumah tangga. Namun, konon, kalau memang belum saatnya kita dipercaya untuk bisa diberi tanggung jawab lebih ini, ya kita belum akan mendapatkannya. Hal ini kemudian memicu pertanyaan-pertanyaan, seperti misalnya, apa ya yang salah dengan kita?

Dampingi program hamil yang akan dijalankan dengan buku Panduan Cepat Mendapatkan Buah Hati ini. Di dalamnya banyak dijabarkan berbagai pemahaman dasar tentang kehamilan sampai tip-tip yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang sudah mendambakan momongan.
Buku ini bisa didapatkan di Tokopedia maupun Shopee, atau bisa juga langsung dipesan ke Stiletto Book melalui pesan WhatsApp, untuk mendapatkan diskon istimewa.
Anak memang anugerah Tuhan, dan kapan kita akan diberi memang menjadi keputusan-Nya. Namun nggak berarti kita hanya menunggu bukan? Kita harus berusaha.
Semangat ya, calon ibu dan calon ayah!