![](https://www.stilettobook.com/wp-content/uploads/bfi_thumb/ibu-bekerja-ibu-rumah-tangga-3a5ny4hvnhn2dg295l7xu2.jpg)
Menjadi ibu bukanlah sebuah tugas yang mudah ya, Stilovers? Terkhusus sebagai wanita modern yang mungkin sudah terbiasa hidup sebagai ibu bekerja dan sibuk seharian, tak bisa langsung berhenti dan merubah jalur 180 derajat menjadi ibu rumah tangga.
Meski begitu, kenyataannya masyarakat Indonesia yang umumnya masih konservatif justru membuat jarak perbedaan yang luas dan semakin lebar dengan membandingkan antara ibu bekerja dan ibu rumah tangga. Apakah Stilovers masih saja merasakan stigma seperti ini sekarang?
Pada akhirnya, anggapan mengenai urusan rumah tangga harus sepenuhnya dipegang oleh perempuan akhirnya melahirkan dilema bagi mereka yang sudah menikah. Padahal, seorang ibu tetap bisa menjalankan peran ganda; ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja. Kemampuan multi-tasking yang secara naluriah sudah dimiliki oleh perempuan bisa memampukannya untuk bekerja sambil mengurus rumah tangga.
Selain itu, ada 7 alasan lain yang harus diketahui supaya tidak lagi membandingkan antara ibu bekerja dan ibu rumah tangga. Apa saja? Kita lihat yuk!
7 Alasan Mengapa Kita Seharusnya Berhenti Membandingkan Ibu Bekerja dengan Ibu Rumah Tangga
![Berhenti Membandingkan Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga! Ini 7 Alasannya](https://www.stilettobook.com/wp-content/uploads/2020/01/ibu-bekerja-ibu-rumah-tangga.jpg)
1. Semua ibu memiliki alasan sendiri
Tak semudah membalikkan telapak tangan, memutuskan tujuan dan peran yang akan dijalani ke depannya bagi seorang ibu kadang sangat sulit. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dijadikan bahan pertimbangan. Tak jarang, ibu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada sekadar memutuskan menu makan malam.
Oleh karena itu, yuk, hargailah pilihan mereka. Jadilah support system yang menguatkan mereka untuk menjalani peran, bukannya menghujat keputusan yang telah mereka buat dengan pertimbangan yang telah dipikirkan dengan begitu saksama.
2. Semua ibu memiliki cara tersendiri untuk menyayangi anaknya
Sama halnya dengan alasan yang mendasari keputusannya, seorang ibu juga memiliki cara tersendiri untuk menyayangi anaknya, apa pun kesibukan mereka.
Entah menghabiskan waktu di rumah seharian bersama anak atau menyisihkan sedikit waktu luangnya sebelum bekerja, keduanya tetap memiliki kasih sayang yang sama besarnya pada anak. Tujuan akhir dari keputusannya toh untuk anak juga, meski dengan cara yang berbeda.
So, bukan berarti ibu yang bekerja di luar rumah menjadi tidak lebih sayang pada anaknya dibandingkan para ibu yang sehari-harinya tinggal di rumah lo!
3. Setiap ibu punya perjuangan dan pengorbanannya masing-masing
Pernah nggak sih terpikirkan bahwa untuk menjadi ibu rumah tangga, seorang perempuan bisa saja harus mengorbankan impiannya?
Seorang perempuan yang memiliki banyak impian, dan bahkan sedang berusaha menggapai cita-citanya satu per satu, harus rela berhenti meniti karier dan menjadi ibu rumah tangga. Passion dan bakat yang selama ini dijadikan profesi harus dikorbankan untuk mengurus anak dan suami di rumah.
Begitu juga dengan seorang ibu bekerja yang harus rela mengorbankan waktu yang sebenarnya bisa dihabiskan bersama anaknya. Ia harus berjuang di luar rumah dengan mengorbankan intensitas kedekatan yang bisa didapatkan ketika tidak bekerja.
See? Sama-sama berjuang, pun sama-sama berkorban. Tak ada yang lebih berkorban, bukan?
So, yes, setiap ibu memiliki perjuangan dan pengorbanannya masing-masing. Keduanya menjalankan peran yang tak lain demi kebaikan sang buah hati. Tak bisa saling dibandingkan.
![Ini 3 Kelebihan Menulis Nonfiksi Dibandingkan dengan Menulis Naskah Fiksi](https://www.stilettobook.com/wp-content/uploads/2019/10/menulis-nonfiksi.jpg)
4. Keduanya sama-sama merasa dihakimi atas keputusannya
Untuk kita yang masih suka membandingkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga, coba yuk, pikirkan kembali bagaimana perasaan mereka.
Ibu bekerja mungkin dianggap tidak memprioritaskan anak, sedangkan ibu rumah tangga dianggap tak bisa memanfaatkan bakatnya dengan baik.
So, dengan demikian, bukankah mereka sebenarnya sama-sama sedang dihakimi? Satu sisi mereka salah, di pilihan lain pun mereka juga dianggap egois. Lalu, keputusan seperti apa yang seharusnya mereka ambil? Serba salah, bukan?
Jadi, daripada hanya menghakimi dan menuding mereka, kenapa tak kita dukung saja keputusan mereka–apa pun itu–dengan segenap hati, dan bersiap untuk membantu mereka kapan pun diperlukan?
5. Sama-sama mengalami perubahan dalam hidupnya
Di balik segala perbedaan di antara keduanya, ibu bekerja dan ibu rumah tangga sama-sama memiliki perubahan di dunianya semenjak kehadiran si kecil.
Segala tingkah laku, ucapan, hingga pemikiran terpusat pada kebahagiaan sang buah hati. Sehingga, rasanya tidak pantas bila kita masih membandingkan keduanya.
6. Ibu pasti memikirkan yang terbaik untuk anaknya
Alasan lain yang harus kita ketahui adalah kedua ibu sama-sama memikirkan yang terbaik untuk anaknya. Kita tidak bisa langsung menilai ibu bekerja atau ibu rumah tangga tanpa tahu alasan yang melatarbelakangi keputusannya.
Bisa jadi perekonomian yang memaksa sang ibu untuk bekerja, atau masalah kesehatan anak yang membuat mereka harus tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga. Intinya, setiap keputusan yang diambil oleh ibu pasti tetap memprioritaskan anak.
So, let’s stop comparing them! Karena alasan apa pun, selalu kembali pada kepentingan anak dan keluarga.
![4 Cara Mendidik Anak Melalui Diri Orang Tua Sendiri](https://www.stilettobook.com/wp-content/uploads/2019/08/mendidik-anak-melalui-diri-sendiri.jpg)
7. Ibu adalah wanita hebat yang selalu memberikan seluruh hidupnya untuk sang anak
Pernah mendengar istilah “ibu rela mengorbankan hidupnya demi anak”?
Istilah ini rasanya tepat sekali menggambarkan alasan mengapa kita harus berhenti membandingkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga. Pasalnya, apa pun yang dilakukan oleh ibu pasti berdampak pada sang buah hati. Tak jarang, ia rela melakukan apa pun demi anak bisa hidup dengan nyaman. Keduanya merupakan perempuan hebat yang rela mengorbankan nyawanya untuk sang anak.
Penjelasan di atas sudah barang tentu menjadi alasan yang kuat, mengapa kita harus berhenti membandingkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga.
![A Cup of Tea for Working Mom](https://www.stilettobook.com/wp-content/uploads/2020/01/A-Cup-of-Tea-for-Working-Mom-mockup-jpg-resize.jpg)
Masih kurang? Baca saja yuk, buku A Cup of Tea for Working Mom, buku terbitan Stiletto Book yang paling baru ini. Di dalamnya banyak sekali cerita perjuangan para ibu bekerja, yang tak jarang harus meletakkan kebahagiaan keluarga–bahkan orang lain–lebih dulu ketimbang dirinya sendiri.
Buku ini bisa dibeli di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia, atau bisa juga dibeli melalui marketplace (Tokopedia dan Shopee). Atau, bisa juga memesannya langsung ke Stiletto Book melalui WhatsApp untuk mendapatkan diskon istimewa.
Dengan berhenti menghakimi dan memahami perasaan ibu, semoga kita semua akan lebih bijaksana ketika kelak menjadi seorang ibu atau support system orang terdekat kita. (Dona)