FreeTalk with Fitriani Firmansyah: Jangan Cepat Menyerah

Categories: Profil Penulis
No Comments

Hai, Stilovers! Adakah ibu yang sering bingung ketika akan menyiapkan sarapan ataupun bekal makan siang anak ke sekolah? Kayaknya banyak ya? Bento adalah solusinya, seperti yang sering dilakukan oleh Mom Fitriani Firmansyah ini.

Dengan berbagai macam bentuk yang lucu dan menarik, anak pasti lebih bersemangat menghabiskan makanannya. Tidak bisa membuat bento? Jangan khawatir, karena Stiletto Book menerbitkan buku Say Yes to 50 Homemade Bento. Di dalam buku itu kita akan dibimbing step by step menyiapkan bekal untuk si kecil.

Dalam acara FreeTalk, Stiletto Book mendapat kesempatan untuk ngobrol melalui fanpage Facebook Stiletto Book dengan Mom Fitriani Firmansyah, penulis buku Say Yes to 50 Homemade Bento.

Fitriani Firmansyah adalah seorang wanita yang sangat mensyukuri perannya sebagai istri dari Erlin Hikmawan dan ibu dari 3 buah hatinya: Khalila Althafunnisa (7 tahun), Kamila Almahira (4 tahun) dan Kahfi A. Alghifari (4 bulan). Di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, waktu senggang dia pergunakan untuk terus belajar dan mengembangkan kesukaannya di bidang masak-memasak, terutama memasak makanan bayi, bento anak, dan food photography. Ini adalah salah satu bento kreasi Mom Fitri, seorang food blogger.

Yuk, simak obrolan Stiletto Book bersama Mom Fitriani Firmansyah berikut ini!

Say Yes to 50 Homemade Bento - Fitriani Firmansyah
Say Yes to 50 Homemade Bento – Fitriani Firmansyah

Stiletto Book (Q): Apa aja nih, isi buku Say Yes to 50 Homemade Bento? Apa kelebihannya dengan buku lain yang sejenis, Mom?

Fitri Pity Firmansyah (A): Buku Bento ini berisi 50 kreasi bento rumahan dengan aneka bentuk lucu dan mudah dibuat. Selain itu ada bentuk karakter seperti Rapunzel, Dora Emon, Angry Bird yang dibuat dengan bahan dasar seperti nasi, roti dan mi.

Di dalam buku juga diberitahu tentang alat-alat yang sering digunakan untuk membuat bento beserta fungsinya. Disebutkan juga pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan. Selain itu, terdapat resep simpel tiap masakan yang ada di dalamlunch box.

Nah, ini yang paling seneng saya jawab tentang kelebihan buku ini. Pertama adalah sangat ringkas dan praktis, sehingga mudah diikuti oleh para bentoist pemula dengan alat sederhana yang mayoritas tersedia di rumah. Seperti penggunaan sedotan limun/bubble, tusuk gigi, gelas kecil, plastik kiloan/cling wrap, dll. Tanpa perlu menggunakan alat bento yang berharga mahal, kita tetap bisa membuat bento.

Kedua, bahan makanan yang digunakan adalah bahan makanan yang biasa dimasak sehari-hari. Tidak menggunakan bahan makanan yang neko-neko. Ketiga, harga buku ini juga ekonomis dibandingkan dengan buku sejenis, yang kisaran harganya bisa ratusan ribu rupiah. Jadi semua kalangan bisa belajar bento melalui buku ini.

Q: Lengkap banget ya, Mom. Selain lengkap, buku ini juga memandu para ibu untuk memasak bento dengan harga hemat dan mudah. Stiletto suka banget!

A: Hahaha Stiletto pengin makan bento juga yah? Saya ajarin saja deh, gimana cara buatnya 🙂

Q: Yuhuuu boleh-boleh! O ya Mom, apa semua resep bento yang ada di buku ini sudah diuji coba?

A: Resepnya diuji coba oleh saya, sudah tentu. Karena apa yang tampak pada masing-masing isi lunch box adalah hasil resep yang saya masak pagi hari sebagai bekal anak saya ke sekolah.

Q: Berarti sudah tidak perlu ragu ya, bentonya bisa jadi atau enggak . Resep masakan memang wajib diuji coba terlebih dahulu. Hmmm … kreasi bentonya lucu-lucu. Dapat ide dari mana sih, Mom Fitriani Firmansyah ini? Niiiih…. Lucu dan nggemesin banget, kan, bentonya?

Bento karya Mom Fitriani Firmansyah

A: Hahaha insya Allah bentonya bisa jadi, asal rajin praktik setiap hari hihihi.

Ide yah? Ide sebenernya bisa didapat dari mana aja. Paling mudah tinggal mengikuti bentuk bento-bento para bentoist lain. Di luar itu, sebenernya celotehan sang buah hati juga bisa jadi ide.

Seperti saat putri saya Kamila, minta bento Rapunzel. Lalu saya cari gambar Rapunzel dan tinggal memikirkan dari bahan-bahan apa kiranya Rapunzel bisa dibuat. Dari menonton TV saat bareng dengan anak, lihat tokoh kartunnya seperti apa, atau saat membaca buku dan melihat gambar-gambar lucu.

Dengan begitu secara tidak langsung mengasah kreativitas sang ibu untuk mengadopsi gambar-gambar tersebut ke dalam makanan yang dibentuk lucu. Nah, bento Happy Puppy itu misalnya, saya contoh dari bentoist lain.

Sah-sah saja kok mencontoh dan membuat ulang dengan hasil kreasi tangan kita sendiri, tapi bukan mencuri foto lalu diaku-aku sebagai hasil karya sendiri alias plagiat.

Q: Mom Fitriani Firmansyah kreatif banget, yah! Kalau mengambil ide dari bentoist lain, apa bahan-bahannya juga sama, Mom?

A: Kalau untuk bahan intinya relatif sama yah dengan ide dari bentoist lain. Cuma kadang saat mengambil ide kan, belum tentu ketersediaan bahan di rumah sama dengan bahan yang ada di ide bentoist lain, seperti misalnya lauk-pauk dan hiasan pendukungnya.

Jadi tidak persis dengan ide yang diambil.

Q: Foto-fotonya bentonya juga keren. Siapa yang ngambil gambarnya?

A: Haduh ge er saya 🙂 Yang motret saya sendiri juga, Stiletto.

Herlina P Dewi (Q): Suka deh, sama resep-resep bentonya Mbak Fitriani Firmansyah. Bener-bener rumahan. Semua bahannya mudah dicari di tukang sayur yang lewat. Btw, Mbak, foto bentonya bagus-bagus banget siiih! Bisa masak dan motret itu kombinasi mematikan. Suka masak dulu baru belajar motret atau sebaliknya?

A: Makasih, Mbak Dewi. Iya Mbak, soalnya kalau ngikutin bento Jepang beneran kan susah cari bahan untuk dimasaknya dan anakku belum tentu doyan.

Ehm … masak atau motret duluan? Jawabannya adalah … masak, ngebento. Lalu diprotes temen-temen yang jago motret kalau makananku nggak sadar kamera. Padahal tampilannya udah cakep. Minta dipotoin sama Pak Suami, Hikmawan Erlin, kan susah. Akhirnya mau nggak mau, nyemplung pegang kamera.

Hahaha, Mbak Dewi istilahnya dahsyat!

Q: Hmm … memang benar-benar kombinasi yang mematikan! Semua bento yang ada di dalam buku Say Yes to 50 Homemade Bento merupakan kreasi Mom Fitriani Firmansyah sendiri, dan fotonya pun hasil jepretan Mom Fitri sendiri. Gimana supaya kita bisa mahir ngebento seperti Mom Fitri ya?

A: Harus sering-sering ngebento. Awal-awal, bentoku juga cupu banget, lho! Cuma pake cetakan agar-agar untuk mencetak nasinya.

Astin Astanti (Q): Mbak Fitriani Firmansyah, berapa lama sih, menyiapkan menu bento yang paling sederhana? Kadang kalau pagi-pagi itu sudah repot dengan persiapan lainnya.

A: Mbak Astin, kalau rata-rata saya bikin bento itu sekitaran 30 menit masak. Itu juga sering disambi dengan mandiin anak yang mau berangkat ke sekolah. Lalu menghias bentonya paling lama 30 menit.

Kuncinya, semakin sering ngebento semakin cepat kita menghasilkan bento yang rapi. Sekiranya masakan yang mau kita masak itu memakan waktu yang lama, saya persiapkan dari sore atau malam sebelumnya. Jadi pagi-pagi tinggal dihangatkan/digoreng/direbus, deh.

Oh iya Mom Astin, kalau waktunya bener-bener mepet, tinggal gunakan cetakan nasi biar cepet.

Linda Munsi (Q): Mbak, mau nanya. Kan kalau nyiapin makanan untuk anak harus yang gizinya lengkap. Nah, di buku bento itu, sasaran umurnya sampai berapa ya?

Fitri Pity Firmansyah (A): Mbak Linda, karena ini bento untuk bekal sekolah, sasaran umurnya dari usia play group hingga SD, Mbak. Rentang usia tersebut biasanya masih suka pilih-pilih makanan dan masih excited kalau bekalnya dibentuk lucu.

Nana Aditya (Q): Saya punya sedikit masalah, Mbak. Anakku lagi gak doyan makan. Mungkin kalau saya buatkan bento macam ini bisa membuat nafsu makannya meningkat. Ada info tambahan untuk meningkatkan nafsu makan si kecil, Mbak?

Fitriani Firmansyah

A: Mbak Nana, awal aku ngebento juga karena anakku yang pertama itu susah makan. You are not alone, Mom.

Tip pertama berdasarkan pengalamanku, sajikan makanan yang dia suka dahulu sambil dibentuk lucu-lucu, lalu pelan-pelan sisipkan makanan yang sering dia hindari dengan dicampur makanan lain.

Sebagai contoh, anakku tidak suka tempe sama sekali. Lalu tempe itu saya jadikan nugget yang dia pikir itu nugget ayam yang dia suka. Saya tidak pernah menyebut nugget itu adalah tempe. Ternyata pelan-pelan dia mulai terbiasa dengan rasa tempe dan suka.

Begitu pun dengan sayuran, seperti bayam yang diaduk dengan telur untuk menyembunyikan si bayam, dsb. Memang harus sabar, dan kita jangan cepat menyerah, langsung menilai anak tidak doyan hanya dengan sekali-dua kali pemberian.

Nana Aditya (Q): Oh gitu ya? Selama ini saya baru bisa mempertahankan makanan apa yang disuka anakku, Mbak. Belum bisa kreasi membuat menu lain. Jadi dapat ilmu dari Mbak Fitriani Firmansyah, nih! Kalau untuk bento yang paling sederhana, yang bentuknya kayak apa ya, Mbak? Mungkin bisa share gambarnya? Berapa menit bikinnya? Soalnya sering ribet kalo pagi.

A: Mbak Nana Aditya, bento simpel telur ceplok, Mbak. Waktu bikinnya hanya sebentar. Tinggal dikasih abon dan nori. Tidak sampai 5 menit. Semangat ya.

Kalau mau lebih seru, ajak masak sekalian buah hatinya sambil jelasin menu yang kita masak berguna untuk kesehatan dan sebagainya. Biasanya si kecil jadi semangat makan kalau hasil masakannya sendiri lo, Mom.

Nah Stilovers. Itu tadi perbincangan Stiletto Book dan Stilovers dengan Mom Fitriani Firmansyah.

Seru banget, ya? Selain mendapat informasi tentang membuat bento, kita juga mendapatkan tip-tip bagaimana agar anak mau makan makanan yang bergizi.

FYI, Stilovers, program FreeTalk Stiletto Book kini hadir lebih interaktif secara live di Instagram setiap Jumat siang pukul 13.00 lo! Tak hanya berbincang dengan para penulis buku, tapi kita juga akan banyak berdiskusi dalam berbagai topik seputar kepenulisan dan buku-buku Stiletto Book. So, jangan sampai ketinggalan mantengin ya!

Sampai ketemu di FreeTalk selanjutnya!

Salam,
Weka Swasti
Host FreeTalk

Your Thoughts