Halaman-halaman awal sebuah buku adalah pintu. Halaman awal-awal sebuah buku adalah impresi awal yang akan dibaca oleh pembaca atau penerbit. Begitulah kalau kamu ingin menulis novel. Pembuka novel yang kamu tulis akan menentukan, apakah novelmu akan dibaca sampai habis.
“I let myself go at the beginning and write with an easy mind, but by the time I get to the middle I begin to grow timid and to fear my story will be too long… That is why the beginning of my stories is always very promising and looks as though I were starting on a novel, and the middle is huddled and timid, and the is…like fireworks.”
– Anton Chekov
Salah satu tugas terberat penulis adalah menjaga atensi pembaca supaya terus membaca buku sampai akhir. Untuk melakukannya, lakukan 11 hal ini di halaman-halaman awal kalau kamu ingin menulis novel.
11 Hal untuk membuat pembuka novel yang menarik
1. Gambarkan garis besar cerita
Tanpa harus menulis terlalu banyak detail (apalagi sampai spoiler), pembaca harus langsung tahu bagaimana setting ceritamu. Di mana tempatnya? Kapan waktunya? Bagaimana cuacanya? Bagaimana perasaan karakter utama?
Saat menulis pembuka novel, ceritakan secukupnya apa saja yang perlu disebutkan agar pembaca bisa membayangkan adegan pertama, dan terbantu untuk memberi atensi pada karakter utama.
2. Perkenalkan karakter protagonis
Pembaca membutuhkan sesuatu yang bisa membuat mereka merasa simpati pada karakter utama sejak pembuka novel. Kalau enggak, berikan sesuatu yang relatable dengan mereka, atau melihat karakter melakukan sesuatu yang heroik.
Intinya ikat karakter protagonis dengan pembaca, karena pembaca secara natural akan membayangkan penampilan karakter utama di dalam kepalanya.
Jadi, kesan awal pembaca terhadap karakter utama kita harus aktif. Namun, sebutkan sedikit demi sedikit saja dulu, jangan terlalu terburu-buru. Dan ingat, show, don’t tell. Kamu harus menunjukkan karakter protagonis ini dalam tingkah laku mereka, cara bicara mereka, pikiran-pikiran mereka, alih-alih menuliskan sifat-sifat mereka secara langsung.
Jangan membuat awalan karakter utama melakukan hal-hal dasar seperti bangun tidur, lalu melihat ke luar jendela. Recognize this scene? Yep, Cinderella. Klise!
“Plot is no more than footprints left in the snow after your characters have run by on their way to incredible destinations.”
Ray Bradbury
3. Tunjukkan sudut pandang dan narasi yang jelas
Hal ini penting karena keduanya menunjukkan tone cerita.
Pilih karakter mana yang akan diceritakan saat kamu menulis pembuka novel. Karakter yang bakalan kehilangan atau mengalami banyak konflik, yang hubungan emosionalnya kuat dengan tema novel.
Lalu, gunakan diksi yang bisa menggambarkan untuk karakternya.
4. Berikan gambaran misi tema yang kamu angkat
Sekilas saja. Saat membaca pembuka novel, pembaca sebaiknya sudah bisa tahu apa misimu menuliskan cerita tersebut.
Kamu bisa saja membuat pembuka novel yang kemudian berbanding terbalik atau berlawanan dengan endingnya nanti, dengan tujuan untuk menarik minat pembaca atau menyuguhkan cerita yang sulit ditebak.
Ingat, pembuka novel tak harus kamu tulis di awal. Kamu bahkan bisa menuliskannya kalau kamu sudah punya draf keseluruhan cerita dulu sebelum membuat adegan pembukaan.
5. Tak harus memiliki karakter yang mudah disukai
Bahkan, kamu bisa banget membangun karakter yang sangat menyebalkan, yang totally bikin pembaca gemes geregetan.
So, fokuslah untuk membuat mereka punya karakter yang menarik. Apa pun yang kamu lakukan padanya, buatlah semenarik mungkin agar pembaca mau tahu apa yang terjadi selanjutnya, pada tokohmu itu karena karakternya itu.
Sepertiga halaman bukumu boleh digunakan untuk meyakinkan pembaca kalau protagonismu layak didukung.
“A novel is a tricky thing to map.”
Reif Larsen
6. Alur cepat dengan aksi yang jelas
Jangan buang kesempatan emasmu untuk menarik minat pembaca di halaman-halaman awal. Pembuka novel bukanlah tempat yang tepat untuk menuliskan berbagai introspeksi mendalam, kontemplasi, atau menjelaskan masa lalu tragis protagonis.
Semua itu bisa dijelaskan di seperempat halaman bukumu saat dia berdebat ingin melanjutkan perjalanannya atau tidak. Di awal, berkonsentrasilah untuk meyakinkan pembaca bahwa karaktermu menarik untuk diikuti.
7. Jelaskan status tokoh protagonismu dalam lingkungannya
Bagaimana kehidupan si karakter utama pada umumnya? Bagaimana hubungannya dengan lingkungan di mana ia berada?
Hanya dalam beberapa halaman, kamu harus bisa menulis pembuka novel yang mampu memberikan kejutan untuk pembaca. Agar mereka bereaksi dengan baik dan peduli terhadap protagonis, mereka harus tahu bagaimana kondisi karakter utama ini, setelah kamu menjelaskan kondisi internal diri mereka seperti poin 1 hingga 6 di atas.
Jika dilakukan dengan efektif, pembaca akan lebih bersimpati padanya dan berharap karakter itu melanjutkan perjalanan yang lebih menantang.
“I almost always urge people to write in the first person. Writing is an act of ego and you might as well admit it.”
William Zinsser
8. Jelaskan apa yang menjadi keinginan terdalam protagonis meskipun singkat
Seiring dengan pembangunan alur cerita, kamu bisa menambahkan apa saja yang diinginkan oleh tokoh protagonis dalam ceritamu. Apakah mereka punya cita-cita, mimpi, dan harapan besar? Buat pembaca bertanya-tanya, mungkinkan tokohmu akan mendapatkan mimpinya itu di ahir cerita?
Ungkapkan apa saja mimpi dan harapan si tokoh protagonis dalam pilihan-pilihan kata yang sederhana, mulai dari sesuatu yang mereka katakan, atau bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi.
Pastikan keinginannya signifikan: harus sesuatu yang relatable dengan semua orang.
9. Buat insiden yang menarik
Meskipun tidak terlalu penting, insiden inilah yang nantinya akan menjadi landasan kejadian apa saja yang akan terjadi pada karakter utama. Sering kali insidennya bahkan tidak terduga dan ekstrem. Atau, mungkin kamu buat sederhana tapi bisa terjadi pada setiap orang.
“There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed.”
Ernest Hemingway
10. Buat tokohmu berada di situasi baru
Di pembuka novel, kamu bisa melukiskan ketika tokoh utama memasuki kehidupan baru atau fase baru kehidupan yang tidak familier baginya.
Hal ini nantinya akan menjadi semacam jembatan ke konflik yang sesungguhnya, yang akan kamu suguhkan di tengah cerita novelmu.
11. Tanyakan sesuatu
Self-explanatory ya poin ini. 🙂 Artinya, buat pembaca penasaran dan bertanya-tanya, apa yang akan terjadi selanjutnya.
Nah, gimana, Stilovers? Saat kamu menulis novel, apakah pembuka novel tersebut sudah mempunyai beberapa atau seluruh poin di atas? Yuk dicek! Bagikan di Instagram Stiletto Book ya.
Terus, kalau memang novelmu sudah selesai ditulis, kamu bisa mengirimkan naskah novelmu itu ke redaksi Stiletto Indie Book untuk diterbitkan.
Salam,
Desi Tuparman
Manajer Penerbitan Stiletto Book
IG @desituparman
Kok ngepas bgt ya,,,artikelnya saya PGN bikin cerita tentang Jogja,,eh yg bikin artikel juga dari Jogja,,,trus tdi kan ada poin dimana jgn pke klise sinderlla yg dimana bangun tidur trus langsung liat jendela,,,cerita gw kaya gitu wkwkwwk